apa itu dan bagaimana kita menghadapinya?

apa itu dan bagaimana kita menghadapinya?

Bulan Kesadaran Stres ini, pendukung MQ Sophie Brigden dengan bagus hati meminjamkan kata-katanya kepada kami untuk menjelaskan lebih lanjut tentang Stres Moral dan Cedera Moral. Terima kasih banyak kami kepada Sophie karena telah menulis dengan sangat bagus dan informatif.

Dan Moral dari cerita ini ialah…

Di blog ini saya ingin mengeksplorasi perspektif yang berbeda untuk menjelaskan ‘mengapa’ epidemi stres modern kita saat ini dan untuk peningkatan pengunduran diri karyawan yang dialami beberapa sektor.

tak seperti kejenuhan di tempat kerja yang sanggup dialami sebagai emosi capek dan menarik diri dan berfokus pada solusi perseorangan seperti pelatihan ketahanan, aplikasi kesehatan dan andai dirimu beruntung, durasi liburan untuk pulih, saya ingin berbicara tentang potensi penyebab kejenuhan, Moral Menekankan. Berbeda dengan burnout, ini bukan masalah perseorangan tetapi berkembang dari masalah sistemik dan dampaknya terhadap kesehatan bisa lebih tak mudah diatasi.

Apa yang saya bicarakan berasal dari pengalaman saya sendiri dengan Moral Injury (MI) yang menyebabkan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan apa yang telah saya pelajari untuk memahami semuanya, dalam perjalanan saya menuju pemulihan.

Saya akan menggunakan yang pertama diciptakan oleh Jonathan Shay dalam penelitian militer sebagai MI sebelum menjadi relevan dalam masyarakat dan dalam konteks bisnis di bawah istilah Stres Moral, untuk menjelaskan gejala yang dialami dari bekerja di lingkungan beracun dalam pekerjaan di mana isu-isu moral yang kuat lazim. Beberapa berpendapat bahwa Cedera Moral dan Stres Moral ialah istilah yang terpisah, di blog ini meskipun keduanya digunakan secara bergantian.

Apa itu Cedera Moral / Stres?

MI ialah respons trauma yang mencakup emosi seperti ketidakadilan, kemarahan, rasa bersalah, syok atau malu, respons kognitif seperti pikiran yang mengganggu, penarikan sosial, kehilangan kepercayaan, dan penarikan diri.hindari perilaku setelah mengalami kejadian yang bertentangan dengan keyakinan etis dirimu dan melemahkan dirimu identitas diri. dan wujud bumi. andai pengalaman tak terintegrasi, hal itu sanggup menyebabkan disonansi kognitif dan andai situasinya bertahan, dalam jangka panjang, hal itu sanggup menyebabkan implikasi dan hasil kesehatan mental seperti PTSD.

MI telah mendapatkan lebih banyak relevansi di sektor kesehatan selama era COVID untuk menjelaskan kecemasan yang dialami karena para profesional dibiarkan berkonflik antara realitas mereka dan tingkat perawatan yang diinginkan dan MI juga telah ditemukan lazim di lingkungan hierarki kelembagaan lain di mana terdapat perbedaan yang jernih. penyalahgunaan kekuasaan.

Pengalaman Sendiri

Saya ditempatkan di Afghanistan sebagai satu-satunya wanita yang awalnya bergabung dengan batalion infanteri (800 pria) di mana sejak awal tiba di ruang pertempuran, saya mengalami penghinaan dan intimidasi yang ekstrem, pengkhianatan kepemimpinan, seksisme, dan yang terburuk, saya seksual. diserang oleh Petugas Tentara Nasional Afghanistan (ANA) yang saya latih. durasi yang sangat singkat atau yang tertentu saya melaporkan mendatangi untuk melawan itu ke Komandan (CO) saya, saya diberitahu, saya akan kembali dan melatih petugas ANA tetapi kali ini, saya harus membawa pistol. Pada saat itu, saya menyadari bahwa saya benar-benar sendirian, cuma sesuatu dalam agendanya untuk membikin ANA bahagia dan berada di sisinya dan ini lebih diutamakan daripada kemanusiaannya.

Saat peristiwa ini meningkat, semakin jernih bahwa tak hadir orang lain yang mendukung saya yang yakni salah satu pelajaran terbesar saya; selalu memiliki diri sendiri. Tetapi mengapa saya tak berbicara sebelumnya? Sebagian karena saya takut akan konsekuensi berbicara tentang karier saya, dipandang sebagai kegagalan dan reaksi dari rekan-rekan terutama durasi yang sangat singkat atau yang tertentu semuanya ini terjadi di area perang. Sungguh menakjubkan apa yang akan dilakukan seseorang untuk menyesuaikan diri atau bertahan, tetapi saya berharap saya berbicara lebih awal. Saran saya kepada siapa pun sekarang ialah memikirkan semuanya dari awal, bahkan andai hasilnya tak mudah dan bukan yang dirimu inginkan, karena mentolerir perilaku mereka memungkinkannya berlanjut dan telah membikin saya sangat menderita. Akhirnya saya menelepon CO dan durasi yang sangat singkat atau yang tertentu orang-orang mendengarnya, saya ditolak tetapi pada titik ini saya sudah menyerah untuk menyusui.

Di akhir tur, saya ditempatkan sendiri, langsung ke pekerjaan baru, sebentar mereka yang ikut tur kembali seiring dan memiliki durasi 2 pekan di Siprus untuk ‘dekompresi’. durasi yang sangat singkat atau yang tertentu undangan diberikan kepada mereka yang mengikuti tur untuk diberikan medali pada upacara tersebut, medali saya dikirimkan kepada saya melalui pos. tak hadir yang memeriksa saya dan mencoba melupakan apa yang terjadi, saya mencoba mendorong ingatan dan sakit hati tetapi, itu ialah kesalahan besar. Lucunya, bukan keadaan yang menyebabkan saya kehilangan karier, tetapi efek dari rasa sakit emosional yang saya rasakan. Saya tahu sekarang bahwa dirimu tak sanggup menghilangkan rasa sakit dengan melarikan diri darinya, dirimu harus menghadapinya, tetapi saya perlahan-lahan turun ke titik terendah sebelum saya menemukan apa yang salah dan bagaimana membantu diri saya sendiri.

Penyebab Cedera Moral/ Stres Moral

Peristiwa tak harus menjadi musibah untuk menyebabkan MI tetapi sanggup mencakup pelanggaran yang semakin meningkat. MI berada dalam kondisi tertentu dan memengaruhi orang-orang di lokasi berbeda dalam peristiwa tersebut. Ini termasuk orang yang melakukan, menyaksikan, gagal mencegah, atau menghadapi pengkhianatan oleh mereka yang memegang kekuasaan. Dalam situasi ini, keyakinan inti yang dipegang teguh seseorang dilanggar dan pada akhirnya mengarah pada hasil yang merugikan bagi diri sendiri atau orang lain. Ini mungkin terlihat seperti menyaksikan redudansi yang tak tak memihak di perusahaan dirimu, ketidakmampuan untuk memberikan tingkat perawatan yang sesuai kepada pasien karena kekurangan sumber daya, suasana intimidasi yang beracun dan kepemimpinan yang mengabaikan atau aturan rekrutmen tak tertulis untuk dipekerjakan untuk ‘tinggi energi’ itu saja, ageism terang-terangan.

MI sanggup memengaruhi siapa pun di level mana pun, mulai dari pekerja garis primer hingga setiap lapisan kepemimpinan dalam situasi yang membikin kita merasa tak berdaya dan kehilangan hak pilihan. Terkadang kesusahan yang kita alami terjadi karena tak sesederhana menimbang apa yang benar untuk dilakukan dan kemudian bertindak karena secara etis, dirimu sudah tahu apa yang benar untuk dilakukan. dirimu mungkin merasa tercabik-cabik karena situasinya mungkin melibatkan seseorang yang lebih tinggi dalam rantai, berbicara mungkin merugikan karier dirimu, keluarga yang dirimu dukung, atau organisasi. Mungkin nilai-nilai dirimu bertentangan langsung dengan keinginan orang lain dan dengan semuanya ini, tak angkat bicara sanggup berarti dirimu terlibat dalam masalah tersebut.

Dalam kasus saya, langkah saya diperlakukan melanggar keyakinan saya yang mendalam tentang kesetaraan, kemanusiaan, dan rasa hormat. Itu mengguncang emosi diri saya, saya kehilangan kepercayaan pada orang lain dan merasa tak khawatir di bumi, saya menginternalisasi dan mempersonalisasi pengalaman dengan berpikir saya gagal dan niscaya hadir yang salah dengan diri saya. Merefleksikan semuanya ini dan bergulat dengan rasa malu yang mendalam, kemarahan yang intens, dan ketidakadilan karena ditinggalkan dengan konsekuensi dari sesuatu yang tak pernah menjadi kesalahan saya, saya mencoba berdamai dengan apa yang terjadi pada saya. Sedikit yang saya tahu bahwa perjuangan lanjut-menerus ini secara psikologis akan mengarah pada perkembangan PTSD.

Bagaimana kita menangani Cedera Moral / Stres?

perseorangan: Setelah mengalami MI dan tak tahu apa-apa tentang apa yang saya alami, saran pertama saya ialah jangan mengabaikan bagaimana peristiwa memengaruhi kesehatan emosional dirimu.

Temukan sekutu dalam pekerjaan dan bahkan situasi tak nyaman seperti perundungan di awal.

Pikirkan apakah dirimu mungkin cocok dalam organisasi yang lebih sesuai dengan nilai-nilai dirimu, tetapi saya sarankan untuk mempelajari apa yang terjadi pada dirimu terlebih dahulu, karena dirimu sanggup membawa efek residu ke pekerjaan dirimu berikutnya.

Dapatkan bantuan yang dirimu butuhkan untuk menyelesaikan sesuatu dan dapatkan perspektif tentang seperti apa rasanya mendapatkan bantuan dari Trauma-Informed Coach seperti saya.

Pengalaman dan perjalanan penyembuhan setiap orang berbeda tetapi, bukan pelatihan ketahanan atau Aplikasi kesehatan mental yang membantu saya sembuh, tetapi sayang seseorang yang mendukung saya dan mengembalikan keyakinan saya pada kemanusiaan. Temukan hubungan yang sehat dan mendukung di mana dirimu diterima sehingga dirimu sanggup yakin lagi.

Organisasi: Tanamkan perilaku etis dan pengambilan keputusan melalui kebijakan, penguatan melalui komunikasi dan tindakan yang konsisten.

Pergeseran persepsi budaya seputar tindakan seperti whistleblowing ke keberanian emosional dan keaslian dan melalui pemimpin yang merespons dengan langkah yang menunjukkan nilai dari mereka yang berbicara.

Dorong obrolan golongan reflektif di mana topik tabu didiskusikan dan adakan obrolan jujur ​​​​tentang kesenjangan antara cita-cita mereka dan realitas praktik yang diamati dan dialami.